vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh
Bookmark

“Menelusuri Keajaiban Budaya Kota Pahlawan: Daftar Wisata Budaya Terbaru di Surabaya yang Wajib Dikunjungi 2025”

daftar wisata budaya terbaru di Surabaya
daftar wisata budaya terbaru di Surabaya

Kanigoropark.info - Surabaya, kota yang dikenal sebagai pusat sejarah perjuangan Indonesia, kini kembali menegaskan identitas budayanya lewat berbagai destinasi baru yang tak hanya menarik untuk difoto, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai tradisi yang mulai jarang ditemukan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak tempat wisata budaya yang bermunculan di kota ini—dari kampung tua yang direstorasi hingga galeri seni yang mengangkat warisan lokal dalam balutan modernitas.

Bagi kamu yang ingin menjelajahi daftar wisata budaya terbaru di Surabaya dan merasakan langsung denyut kehidupan warganya, artikel ini akan membimbingmu menemukan tempat-tempat terbaik yang penuh cerita, pengalaman otentik, dan inspirasi budaya.

🏡 1. Kampung Lawas Maspati – Jejak Tradisi di Tengah Kota Modern

Kampung Lawas Maspati adalah salah satu destinasi budaya yang paling sering dibicarakan di Surabaya tahun 2025 ini. Terletak tidak jauh dari Balai Kota, kawasan ini mempertahankan rumah-rumah tua berarsitektur kolonial yang kini difungsikan sebagai galeri, kedai kopi tematik, dan sanggar budaya.

Saya berkesempatan berkunjung ke sana pada awal September 2025, dan suasananya terasa begitu hidup. Warga lokal menyambut dengan ramah, beberapa di antaranya menampilkan pertunjukan musik ludruk dan tari remo di halaman rumah. Harga tiket masuk hanya Rp10.000, dan seluruh dana disalurkan untuk program pelestarian budaya warga.

Yang paling menarik adalah pengalaman mengikuti workshop membatik yang diadakan setiap akhir pekan. Saya belajar langsung dari pengrajin lokal tentang teknik pewarnaan batik khas Surabaya yang berbeda dari batik pesisir lainnya. Rasanya menyenangkan bisa membawa pulang karya buatan tangan sendiri sambil belajar makna di balik tiap motifnya.

🏛️ 2. Museum De Javasche Bank – Dari Bank Kolonial Jadi Ruang Edukasi Interaktif

Bagi pecinta sejarah dan arsitektur, Museum De Javasche Bank adalah permata baru yang wajib disinggahi. Gedung peninggalan era Belanda ini telah direstorasi dan dibuka kembali pada akhir 2024 dengan konsep interaktif. Pengunjung tidak hanya melihat koleksi uang kuno dan arsip perbankan, tetapi juga bisa mencoba simulasi “menjadi pegawai bank zaman dulu” lewat layar digital di ruang pamer utama.

Ketika saya berkunjung bulan Juli lalu, ada pameran temporer bertema “Uang dan Identitas Budaya” yang menampilkan bagaimana desain uang Indonesia dipengaruhi oleh simbol-simbol daerah. Detail seperti itu membuat pengalaman belajar di museum ini terasa lebih kontekstual dan menarik, terutama untuk pelajar dan keluarga muda.

Selain itu, kafe di halaman belakang museum menjadi tempat nyaman untuk beristirahat sambil menikmati suasana klasik kota tua Surabaya. Harga tiket masuk museum ini Rp15.000 untuk dewasa dan Rp10.000 untuk pelajar, masih sangat terjangkau untuk kualitas fasilitasnya.

🎭 3. Balai Pemuda Surabaya – Pusat Seni yang Tak Pernah Tidur

Balai Pemuda adalah ikon budaya Surabaya yang kini tampil dengan wajah baru. Setelah proses revitalisasi besar-besaran sepanjang 2024, gedung bersejarah ini kini menjadi pusat pertunjukan seni, galeri foto, dan ruang terbuka untuk komunitas kreatif lokal.

Saat saya menonton pertunjukan tari kontemporer di sana bulan Agustus lalu, suasananya penuh energi dan apresiasi. Penonton tidak hanya datang untuk hiburan, tetapi juga untuk belajar dan berinteraksi dengan seniman muda Surabaya. Di sela acara, saya berbincang dengan salah satu koreografer yang menjelaskan bagaimana mereka mencoba memadukan unsur tradisional tari Jawa Timur dengan konsep visual modern.

Balai Pemuda kini juga menyediakan tur edukatif gratis setiap Minggu pagi, memperkenalkan sejarah bangunan kolonialnya yang sudah berusia lebih dari 120 tahun. Tempat ini benar-benar mencerminkan semangat Surabaya sebagai kota yang menjaga budaya tanpa meninggalkan inovasi.

🧭 4. Kampung Arab Surabaya – Wisata Budaya dan Kuliner Religi

Kawasan Ampel yang dikenal sebagai Kampung Arab kini dikembangkan menjadi destinasi budaya yang lebih tertata. Pemerintah kota menambahkan rute tur budaya yang menghubungkan Masjid Sunan Ampel, gang-gang heritage, hingga pasar rempah kuno.

Kesan pertama saat memasuki kawasan ini adalah aroma khas kayu gaharu dan rempah yang menyeruak di udara. Pedagang menjual parfum, tasbih, dan kurma dari berbagai negara Timur Tengah. Saya sempat mencoba kuliner legendaris “nasi kebuli Hj. Maryam” yang sudah berdiri sejak tahun 1960-an—bumbunya kental dan porsinya besar, cocok untuk disantap bersama keluarga.

Selain wisata religi, kawasan ini juga menyimpan sejarah interaksi budaya Arab, Jawa, dan Tionghoa yang menjadikan Surabaya begitu beragam. Banyak bangunan lawas dengan ukiran Timur Tengah yang kini difungsikan sebagai toko atau rumah tinggal.

🎨 5. Surabaya North Quay dan Pameran Seni Bahari

Surabaya North Quay (SNQ) tidak hanya menjadi tempat bersandarnya kapal pesiar, tetapi juga ruang budaya terbuka dengan berbagai kegiatan seni bahari. Di awal 2025, area ini meluncurkan program baru bernama “Festival Laut dan Budaya Maritim” yang menampilkan pameran foto, musik pantai, hingga instalasi seni dari limbah laut.

Saat berkunjung ke sana, saya sempat berbincang dengan seniman muda Surabaya yang menggunakan jaring bekas dan botol plastik sebagai bahan utama karya mereka. Menurutnya, seni bisa menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga laut—identitas yang sangat melekat dengan sejarah Surabaya sebagai kota pelabuhan.

Kegiatan semacam ini menjadikan SNQ bukan hanya tempat bersantai, tapi juga ruang belajar yang memadukan unsur ekologi, sejarah, dan budaya kontemporer.

🕍 6. Rumah Budaya Sampoerna Heritage

Masih satu kawasan dengan House of Sampoerna, tempat ini baru saja diresmikan sebagai “Rumah Budaya Sampoerna Heritage” pada pertengahan 2025. Konsepnya menggabungkan museum, ruang pertunjukan, dan kafe tematik.

Yang membedakan dari museum-museum lain adalah pendekatan kuratorialnya: pengunjung diajak memahami perjalanan industri kretek bukan hanya sebagai bisnis, tapi sebagai bagian dari budaya rakyat Surabaya. Terdapat sesi storytelling interaktif di mana pemandu museum berbagi kisah para perajin linting rokok yang dulu bekerja di pabrik asli.

Selain itu, di area belakang museum, ada panggung terbuka yang setiap minggu digunakan untuk pementasan teater rakyat dan musik keroncong muda. Nuansa kolonial yang dipadukan dengan semangat kreatif generasi baru menjadikan tempat ini unik dan inspiratif.

🧑‍🏫 Tips Mengunjungi Wisata Budaya di Surabaya

  1. Datang pagi atau sore hari agar bisa menikmati suasana tanpa terlalu panas.

  2. Gunakan transportasi umum atau sepeda di kawasan kota tua untuk mengurangi kemacetan.

  3. Cek jadwal acara budaya terbaru di situs resmi Dinas Pariwisata Surabaya agar tidak melewatkan pertunjukan khusus.

  4. Siapkan uang tunai kecil untuk membeli tiket atau oleh-oleh khas di kampung budaya.

  5. Hormati adat setempat, terutama di kawasan religi seperti Kampung Arab atau masjid tua.

Surabaya membuktikan bahwa modernitas tidak harus menghapus identitas budaya. Justru di tengah gedung-gedung tinggi dan mall megah, kehidupan budaya lokal terus tumbuh, beradaptasi, dan menginspirasi. Dari kampung tua yang dirawat dengan cinta, hingga museum interaktif yang penuh edukasi, kota ini menawarkan pengalaman yang tak sekadar wisata, tetapi perjalanan memahami akar sejarah dan semangat masyarakatnya.

Jadi, sebelum merencanakan liburan berikutnya, pastikan kamu menjelajahi daftar wisata budaya terbaru di Surabaya — karena di setiap sudut kota ini, ada cerita, makna, dan keindahan yang menunggu untuk ditemukan.

Posting Komentar

Posting Komentar