![]() |
tempat kuliner malam dekat wisata |
Kanigoropark.info - Kota Malang dikenal sebagai surga kuliner yang tak pernah tidur. Saat matahari mulai terbenam dan udara dingin menyapa, justru semakin banyak warung hingga depot legendaris yang baru memulai aktivitasnya. Kuliner malam di Malang bukan hanya sekadar makanan pengganjal lapar, melainkan juga pengalaman budaya yang melekat erat dengan karakter lokal.
Sebagai penikmat kuliner malam, saya menjelajahi berbagai sudut kota ini demi merasakan langsung atmosfer unik dari tiap tempat makan. Mulai dari aroma rempah nasi goreng di sudut jalan, hingga mie pedas di warung tenda yang antreannya tak pernah sepi. Artikel ini memuat rekomendasi tempat-tempat makan malam yang bukan hanya enak, tapi juga menyimpan cerita dan rasa otentik khas Malang.
Nasi Goreng Rempah Pak Ali – Aroma Tradisi yang Tak Terlupakan
Saat menyusuri Jl. Semeru di malam hari, aroma rempah dari warung Pak Ali akan langsung mencuri perhatian. Warung ini berdiri sejak 1999 dan menggunakan tungku arang sebagai alat masaknya. Menurut penuturan Pak Ali yang saya temui langsung, resep bumbunya berasal dari ibunya yang berdarah Madura.
Saya mencoba Nasi Goreng Kambing Rempah yang menjadi menu andalan. Hanya dengan Rp20.000, saya mendapat seporsi besar nasi goreng yang kaya rasa dengan taburan daun bawang, potongan daging kambing empuk, serta kerupuk udang. Suasananya sederhana, tapi kehangatan dan kenikmatannya luar biasa.
Sate Gebug – Legenda di Tengah Kota
Berlokasi di Jl. Jenderal Basuki Rahmat, Sate Gebug sudah ada sejak tahun 1920-an. Konon, nama "gebug" berasal dari teknik memukul daging hingga lembut sebelum dibakar. Tidak seperti sate pada umumnya, daging sapi di sini hanya dibumbui garam dan merica, namun cita rasanya luar biasa berkat proses pemanggangan tradisional.
Saat saya duduk di bangku panjang kayu, saya dikelilingi oleh pengunjung dari berbagai usia, banyak di antaranya datang karena nostalgia. Seporsi sate sapi berisi enam tusuk disajikan dengan nasi putih hangat dan sambal tomat. Dengan harga sekitar Rp35.000, pengalaman makan di sini terasa seperti melintasi waktu.
Tahu Telor Pak Man – Gurih Pedas Favorit Mahasiswa
Tidak jauh dari kawasan Universitas Brawijaya, terdapat warung tenda sederhana yang selalu ramai sejak pukul 19.00. Tahu Telor Pak Man jadi favorit mahasiswa karena porsinya besar dan rasanya luar biasa.
Tahu telor di sini disiram bumbu kacang yang digiling kasar, lalu ditambah irisan kol dan sambal bawang. Ketika saya mencicipinya, sensasi gurih dan pedas langsung membangkitkan selera. Harga Rp15.000 sudah termasuk lontong, menjadikan tempat ini incaran mereka yang lapar berat selepas kuliah atau shift malam.
Angsle dan Ronde Titoni – Hangat di Malam Dingin
Jika Anda berada di sekitar Jl. Zainul Arifin pada malam hari, jangan lewatkan Ronde Titoni. Tempat ini sudah buka sejak 1948 dan menjual dua menu utama: wedang ronde dan angsle. Minuman tradisional ini sangat cocok disantap saat udara Malang yang dingin mulai menusuk tulang.
Saya memesan semangkuk angsle hangat berisi roti tawar, petulo, ketan, dan kacang hijau yang disiram kuah santan manis. Tidak hanya mengenyangkan, tapi juga memberikan rasa nostalgia akan jajanan tempo dulu. Rasa manisnya tidak berlebihan, dan pelayanan di tempat ini cepat meski antrean panjang.
Pecel Kawi – Sarapan Malam di Tempat Legendaris
Banyak orang berpikir pecel hanya cocok untuk sarapan, tapi Pecel Kawi membuktikan sebaliknya. Beroperasi sejak 1975, tempat ini tetap buka hingga larut malam, terutama di akhir pekan. Letaknya di Jl. Kawi Atas, dengan suasana rumahan dan menu khas Jawa yang konsisten dari dulu hingga sekarang.
Sepiring pecel dengan lauk tempe bacem dan rempeyek di sini terasa berbeda berkat sambal kacang racikan sendiri. Saya sempat berbincang dengan pemiliknya yang merupakan generasi kedua. Ia bercerita bahwa sambalnya dibuat dari kacang tanah kualitas pilihan dan cabai rawit segar tanpa tambahan penyedap buatan.
Bakso President – Makan di Samping Rel Kereta
Nama Bakso President sudah sangat melegenda di Malang. Salah satu hal yang membuatnya ikonik adalah lokasinya yang berada tepat di sebelah rel kereta api aktif. Suara kereta yang melintas justru menjadi daya tarik tersendiri, membuat pengalaman makan terasa unik.
Saya memesan bakso campur isi urat, telur, dan bakso goreng. Kuahnya gurih tanpa berlebihan, dan tekstur baksonya kenyal sempurna. Harga satu porsi sekitar Rp30.000, cukup sepadan dengan pengalaman dan rasanya.
Soto Ayam Lombok – Kuah Kuning yang Menggugah Selera
Bagi penggemar soto, Soto Ayam Lombok adalah pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Berlokasi di Jl. Lombok, soto di sini memiliki kuah kuning pekat yang berasal dari kunyit dan santan. Irisan ayam kampung, telur rebus, dan koya menjadi pelengkap sempurna.
Saya mencoba menu soto dengan nasi dan sambal kecap. Kuahnya terasa ringan tapi kaya rempah. Tempat ini cocok bagi Anda yang ingin menikmati hidangan berkuah hangat saat malam tiba.
Warung Nasi Buk Madura – Cita Rasa Pedas Nikmat
Di Jl. WR Supratman, Warung Buk Madura menawarkan nasi campur pedas yang menggoda. Komposisinya sederhana: nasi putih, sambal merah, empal suwir, dan sayur nangka. Namun yang membuatnya istimewa adalah sensasi sambalnya yang membakar lidah.
Saya bertemu salah satu pelanggan tetap yang mengatakan bahwa ia sudah makan di sini selama 10 tahun. Ini menunjukkan bahwa tempat ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari keseharian warga Malang.
Sego Ceker Glintung – Lezatnya Menyiksa
Kalau bicara tentang sego ceker pedas, Glintung jadi jawaranya. Buka sejak pukul 21.00 sampai dini hari, warung ini terkenal karena antreannya yang bisa sampai 1 jam. Tapi begitu sepiring nasi ceker super pedas mendarat di meja, rasa lelah langsung hilang.
Saya sempat mengintip dapurnya: ceker ayam dimasak dengan cabai rawit merah, bawang putih, dan rempah selama 4 jam. Rasanya pedas mendalam, tapi tetap gurih. Cocok bagi pencinta tantangan kuliner.
Tempat Kuliner Malam Dekat Wisata yang Tidak Boleh Terlewat
Bagi Anda yang tengah berlibur di Malang dan mencari tempat kuliner malam dekat wisata, ada beberapa spot strategis yang bisa dicoba:
-
Depot Rawon Nguling di dekat Museum Brawijaya, buka sampai pukul 22.00.
-
Pos Ketan Legenda 1967 di Batu Night Spectacular, cocok untuk camilan malam setelah jalan-jalan.
-
Warung Subuh Ijen yang buka 24 jam di dekat Alun-alun Kota Malang, cocok untuk rombongan wisata malam.
Lokasi-lokasi ini tidak hanya dekat dengan area wisata, tapi juga menyajikan menu yang otentik dan menggambarkan karakter kuliner lokal yang kuat. Ideal untuk pelancong yang ingin menjelajah Malang dari sisi rasa dan suasana malamnya.
Posting Komentar