vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh
Bookmark

Menelusuri Jejak Sejarah Banyuwangi: 7 Tempat Bersejarah yang Kini Viral dan Wajib Dikunjungi


tempat wisata sejarah viral di Banyuwangi
tempat wisata sejarah viral di Banyuwangi

Kanigoropark.info - Banyuwangi bukan hanya terkenal karena alamnya yang menakjubkan seperti Kawah Ijen atau Pantai Pulau Merah, tapi juga menyimpan jejak panjang sejarah yang kaya dan penuh makna. Di tengah modernisasi dan perkembangan pariwisata digital, berbagai situs bersejarah di Banyuwangi kini kembali menjadi sorotan publik — bahkan banyak yang viral di media sosial karena keunikan dan kisah masa lalunya yang memikat.

Melalui artikel ini, kamu akan diajak menelusuri tempat wisata sejarah viral di Banyuwangi dengan sentuhan pengalaman, cerita lokal, dan panduan praktis agar kunjunganmu tak sekadar berjalan-jalan, tapi juga memahami warisan budaya yang membentuk identitas daerah ujung timur Jawa ini.

1. Pura Agung Blambangan – Jejak Kerajaan Tertua di Ujung Timur Jawa

Pura Agung Blambangan adalah peninggalan spiritual dari masa Kerajaan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. Terletak di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, pura ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah dan kepercayaan masyarakat Banyuwangi.

Ketika datang ke sini, aroma dupa dan lantunan kidung terdengar lembut, membawa suasana sakral yang sulit ditemukan di tempat lain. Saat upacara besar seperti Galungan dan Kuningan, ribuan umat Hindu dari berbagai daerah datang bersembahyang, menjadikan tempat ini bukan hanya situs sejarah, tapi juga pusat kehidupan rohani.

2. Situs Umpak Songo – Misteri Batu Sembilan yang Menyimpan Kisah Peradaban Tua

Di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, terdapat situs arkeologi unik bernama Umpak Songo, yang berarti “sembilan batu alas”. Warga percaya, situs ini dulunya merupakan bagian dari bangunan besar peninggalan zaman kerajaan Blambangan.

Menariknya, hingga kini belum ada penelitian yang mampu mengungkap pasti fungsi asli batu-batu tersebut. Beberapa arkeolog menduga Umpak Songo merupakan fondasi balai pertemuan bangsawan atau tempat upacara adat. Ketika kamu berdiri di tengah situs ini, kamu bisa merasakan getaran sejarah yang kuat—seolah masa lalu masih hidup di antara sunyi batu-batu tua itu.

3. Masjid Agung Baiturrahman – Simbol Toleransi dan Persatuan Masyarakat Banyuwangi

Masjid Agung Baiturrahman di pusat kota Banyuwangi bukan hanya tempat ibadah, tapi juga simbol kerukunan antarumat beragama. Berdiri megah sejak abad ke-18, masjid ini memiliki arsitektur khas perpaduan Jawa dan Arab dengan ukiran kayu jati asli.

Bagi wisatawan sejarah, keunikan masjid ini bukan hanya dari bentuk bangunannya, tetapi dari kisahnya. Menurut catatan sejarah, pembangunan masjid ini didukung oleh masyarakat lintas keyakinan, menjadi bukti toleransi yang telah mengakar kuat di Banyuwangi sejak lama.

4. Pendopo Sabha Swagata Blambangan – Pusat Pemerintahan yang Penuh Cerita

Pendopo Banyuwangi menjadi salah satu ikon arsitektur kolonial yang masih lestari. Didirikan pada masa pemerintahan Belanda, bangunan ini kini difungsikan sebagai rumah dinas bupati. Namun, keindahan arsitekturnya dan nuansa klasiknya membuat banyak wisatawan tertarik datang untuk berfoto atau sekadar menikmati suasana taman yang rindang.

Bagi pecinta sejarah, setiap sudut pendopo ini menyimpan kisah tentang masa transisi dari kolonial ke pemerintahan lokal. Bahkan beberapa ruangan masih menyimpan dokumen dan benda peninggalan pejabat Belanda. Tak jarang, tempat ini juga menjadi latar foto prewedding karena keanggunan dan nuansa historisnya.

5. Goa Istana Blambangan – Jejak Spiritual dan Mitos yang Menggoda Rasa Ingin Tahu

Goa Istana Blambangan di Desa Purwoharjo adalah salah satu tempat yang menggabungkan keindahan alam dan kisah spiritual. Warga sekitar percaya bahwa goa ini dulunya menjadi tempat bertapa para bangsawan dan tokoh spiritual Kerajaan Blambangan.

Selain bentuk goanya yang alami dan eksotis, suasana mistis yang menyelimuti membuatnya kerap disebut “istana tak kasat mata.” Banyak pengunjung datang bukan hanya untuk berwisata, tapi juga mencari ketenangan batin. Beberapa ritual adat masih dilakukan di sekitar goa ini, memperkuat aura sejarah dan spiritualitasnya.

6. Benteng Van der Wijck Banyuwangi – Sisa Kolonial yang Terlupakan

Tak banyak yang tahu bahwa Banyuwangi juga memiliki peninggalan kolonial berupa benteng tua di kawasan Banyuwangi Barat. Meski tak sebesar Benteng Vredeburg di Yogyakarta, benteng ini menjadi saksi sejarah masa pendudukan Belanda di wilayah timur Jawa.

Dinding tebalnya yang mulai ditumbuhi lumut menambah nuansa klasik, dan beberapa bagian benteng kini dimanfaatkan sebagai galeri sejarah mini oleh komunitas lokal. Upaya pelestarian ini menunjukkan bagaimana masyarakat Banyuwangi berusaha menjaga warisan masa lalu dengan penuh tanggung jawab.

7. Desa Kemiren – Desa Adat Osing yang Menjadi Warisan Hidup

Desa Kemiren di Kecamatan Glagah adalah contoh nyata bagaimana budaya dan sejarah tetap hidup di tengah modernitas. Desa ini dihuni oleh masyarakat Osing, suku asli Banyuwangi yang masih mempertahankan bahasa, adat, dan tradisi leluhur.

Saat kamu berkunjung, jangan lewatkan acara ritual seperti Barong Ider Bumi atau Tumpeng Sewu yang digelar setiap tahun. Selain menjadi daya tarik wisata budaya, kegiatan ini juga merepresentasikan bagaimana masyarakat setempat menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.

Di era media sosial, desa ini sering viral karena suasananya yang otentik dan ramah wisatawan. Banyak konten kreator datang untuk membuat vlog budaya dan dokumentasi sejarah, menjadikan Desa Kemiren bukan hanya destinasi, tapi juga ruang hidup dari masa lalu yang masih bernafas.

Kenapa Tempat-Tempat Ini Bisa Viral?

Fenomena viralnya tempat-tempat sejarah di Banyuwangi bukan kebetulan. Generasi muda kini haus akan pengalaman yang bukan hanya indah, tapi juga bermakna. Mereka ingin mengunjungi tempat yang punya cerita, nilai budaya, dan aesthetic value yang cocok dibagikan di media sosial.

Setiap lokasi memiliki elemen visual yang kuat — mulai dari arsitektur klasik, legenda lokal, hingga ritual adat — yang menjadikannya menarik untuk diabadikan. Pemerintah daerah pun berperan besar dengan memperkuat promosi digital dan pelestarian situs agar tetap relevan bagi wisatawan modern.

Tips Menjelajahi Wisata Sejarah Banyuwangi

  1. Datang pagi hari untuk menghindari keramaian dan mendapatkan pencahayaan alami terbaik.

  2. Hormati adat dan aturan lokal, terutama di situs keagamaan atau desa adat.

  3. Gunakan pemandu lokal, agar kamu bisa memahami kisah sejarah yang tidak tertulis di papan informasi.

  4. Dukung pelestarian budaya, misalnya dengan membeli produk UMKM lokal atau berdonasi untuk kegiatan pelestarian situs.

  5. Jangan lupa dokumentasikan perjalananmu, karena dengan membagikannya di media sosial, kamu ikut melestarikan kisah sejarah daerah ini.

Kini, dengan semakin banyaknya tempat wisata sejarah viral di Banyuwangi yang bermunculan, kamu memiliki kesempatan bukan hanya untuk berlibur, tapi juga memahami bagaimana sejarah, budaya, dan spiritualitas berpadu membentuk karakter masyarakatnya. Banyuwangi bukan sekadar destinasi, tapi perjalanan melintasi waktu—mengenal masa lalu, menyentuh masa kini, dan menjaga agar nilai-nilai itu terus hidup di masa depan.

Posting Komentar

Posting Komentar