vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh
Bookmark

Eksplorasi Pesona Alam Surabaya: Panduan Lengkap Menikmati Keindahan dan Ketenangan di Tengah Kota



daftar wisata alam terbaru di Surabaya
daftar wisata alam terbaru di Surabaya

Surabaya sering dikenal sebagai kota industri dan bisnis terbesar di Jawa Timur, namun di balik hiruk pikuknya, kota ini menyimpan banyak ruang hijau dan wisata alam yang menenangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah kota bersama komunitas lokal telah mengembangkan sejumlah destinasi alam baru yang ramah keluarga dan berfokus pada konservasi lingkungan. Artikel ini akan membahas secara mendalam beberapa tempat terbaik dari daftar wisata alam terbaru di Surabaya yang bisa kamu kunjungi untuk melepas penat, sekaligus memahami bagaimana kota ini menjaga keseimbangan antara kemajuan dan keasrian alamnya.

1. Hutan Mangrove Wonorejo: Surga Hijau di Ujung Timur Kota

Ketika pertama kali melangkahkan kaki ke kawasan Hutan Mangrove Wonorejo, suasananya langsung membawa ketenangan. Udara lembap bercampur aroma laut terasa menyegarkan, sementara gemericik air di bawah jembatan kayu menambah nuansa alami. Saya sempat menyusuri jembatan sepanjang hampir satu kilometer yang membelah hutan bakau—pemandangan rimbunnya pepohonan dan burung bangau putih yang sesekali melintas menjadi daya tarik utama.

Menurut data resmi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Surabaya, kawasan ini memiliki lebih dari 80 hektar area konservasi yang dikelola untuk edukasi dan wisata ekologis. Pengunjung bisa menyewa perahu kecil seharga sekitar Rp25.000 untuk menjelajahi hutan bakau lebih dalam. Harga tiket masuknya sendiri hanya Rp10.000 per orang, dan area ini buka setiap hari pukul 07.00–17.00 WIB.

Bagi yang membawa anak, tersedia area edukasi lingkungan dan spot foto dengan papan informasi tentang jenis tanaman bakau. Tips pribadi saya: datang pagi antara pukul 07.00–08.00 agar udara masih segar dan cahaya matahari lembut untuk berfoto.

2. Taman Harmoni Keputih: Taman Bunga yang Instagramable

Taman Harmoni Keputih merupakan salah satu contoh keberhasilan pemerintah kota dalam mengubah lahan bekas pembuangan sampah menjadi taman bunga yang indah. Ketika saya berkunjung di musim kemarau, bunga tabebuya bermekaran menciptakan pemandangan seperti musim semi di Jepang. Pengunjung sering datang untuk sesi foto pra-wedding atau sekadar piknik sore hari.

Taman ini dilengkapi dengan berbagai jenis bunga, taman vertikal, dan jalur jogging yang tertata rapi. Tidak ada biaya masuk alias gratis, cukup bayar parkir kendaraan sekitar Rp3.000. Dari hasil wawancara singkat dengan petugas kebersihan di lokasi, taman ini dirawat setiap hari oleh tim khusus dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, memastikan kebersihan dan keindahannya tetap terjaga.

Menariknya, ada area edukasi tanaman dan taman kupu-kupu yang cocok untuk anak-anak. Jika kamu ingin datang, sore menjelang matahari terbenam adalah waktu terbaik karena pencahayaan alami sangat cantik dan tidak terlalu panas

3. Kebun Bibit Wonorejo: Wisata Edukatif dan Ramah Keluarga

Bagi keluarga yang mencari destinasi alam dengan nilai edukatif, Kebun Bibit Wonorejo menjadi pilihan tepat. Saya mengunjungi tempat ini bersama keponakan berusia 7 tahun, dan kami sama-sama menikmati suasananya. Selain taman hijau yang luas, terdapat kolam ikan, area penangkaran rusa tutul, dan taman bermain anak.

Menurut situs resmi Pemkot Surabaya, kebun ini berfungsi sebagai pusat pembibitan tanaman yang hasilnya digunakan untuk penghijauan kota. Pengunjung bisa belajar tentang jenis-jenis tanaman hias, pepohonan langka, dan teknik pembibitan sederhana. Semua fasilitas di sini gratis, termasuk tempat duduk, area piknik, dan jalur sepeda.

Bagi penggemar fotografi, datanglah pada pagi hari saat embun masih menggantung di dedaunan—cahaya alami di waktu itu membuat foto terlihat lebih hidup dan segar. Dan karena tempat ini dikelola langsung oleh pemerintah, kebersihan dan keamanan selalu terjaga dengan baik.

4. Ekowisata Mangrove Gunung Anyar: Menyatu dengan Alam di Tengah Kota

Tidak jauh dari pusat kota, Ekowisata Mangrove Gunung Anyar menawarkan pengalaman berinteraksi langsung dengan alam. Dari area parkir, saya berjalan menyusuri jembatan kayu menuju area pengamatan burung. Dari sini, pemandangan lepas ke arah Selat Madura tampak menakjubkan, terutama saat matahari mulai terbenam.

Yang membuat tempat ini berbeda adalah pendekatan edukatifnya. Pengelola lokal menyediakan pemandu yang menjelaskan pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan pesisir dan perlindungan pantai dari abrasi. Ada juga spot observasi burung yang sering digunakan oleh mahasiswa biologi dari universitas sekitar Surabaya.

Tiket masuk hanya Rp5.000 per orang, dan pengunjung bisa ikut menanam bibit bakau dengan donasi sukarela. Saya mencoba menanam satu bibit, dan ternyata mereka mencatat lokasi serta jenisnya agar bisa dipantau pertumbuhannya lewat website resmi mereka—bukti nyata transparansi dan tanggung jawab lingkungan yang tinggi.

5. Taman Sakura Keputih: Nuansa Jepang di Tengah Kota Pahlawan

Bagi yang suka suasana khas Jepang, Taman Sakura Keputih wajib masuk daftar kunjungan. Pohon tabebuya merah muda di sini bermekaran setiap April hingga Juni, menciptakan pemandangan yang menyaingi taman sakura asli. Saya datang sekitar pukul 16.30, dan cahaya senja menambah keindahan suasananya.

Selain keindahan bunga, taman ini juga dilengkapi dengan gazebo, jalur sepeda, dan area khusus untuk penyandang disabilitas. Dari hasil obrolan dengan warga sekitar, taman ini sering dijadikan lokasi kegiatan komunitas fotografi dan pelatihan lingkungan oleh sekolah-sekolah di Surabaya Timur.

Menariknya, taman ini juga menyediakan QR code di beberapa titik yang bisa dipindai untuk membaca informasi tanaman dan jadwal perawatan—teknologi sederhana tapi membantu meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat.

6. Taman Bungkul: Ruang Terbuka Publik Terbaik di Asia

Tak lengkap membahas wisata alam Surabaya tanpa menyebut Taman Bungkul. Taman ini pernah mendapat penghargaan “The Best Asian City Park” dari PBB pada 2013 karena fasilitasnya yang ramah publik dan ramah lingkungan. Setiap akhir pekan, area ini dipenuhi warga yang berolahraga, bermain skateboard, hingga menikmati kuliner di sekitar taman.

Saya pribadi sangat terkesan dengan pengelolaan kebersihannya. Ada sistem daur ulang sederhana, area khusus anak, hingga panggung terbuka untuk kegiatan seni. Meskipun berada di tengah kota, suasananya tetap asri berkat pepohonan rindang dan tata ruang yang baik.

Yang paling menarik, taman ini menjadi bukti nyata bahwa ruang publik yang hijau bisa tumbuh harmonis di jantung kota metropolitan seperti Surabaya. Bagi wisatawan luar kota, Taman Bungkul bisa menjadi titik awal untuk menjelajahi wisata alam lain di sekitar Surabaya.

Dengan berbagai pilihan destinasi di atas, Surabaya kini bukan hanya dikenal sebagai kota perdagangan, tapi juga sebagai kota dengan ekosistem wisata alam yang terus berkembang dan berkelanjutan. Setiap lokasi memiliki karakter dan daya tarik tersendiri—dari konservasi mangrove hingga taman kota yang memadukan teknologi dan edukasi lingkungan.

Jika kamu sedang merencanakan liburan singkat tanpa harus keluar kota, luangkan waktu untuk menjelajahi tempat-tempat di atas. Semua destinasi ini bukan hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga pengalaman personal yang memperkaya pemahaman tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara alam dan kehidupan modern.

0

Posting Komentar